TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan pada 2020 sebesar US$ 4,7 miliar atau 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto. Angka tersebut jauh menurun ketimbang posisi pada 2019, yaitu defisit US$ 30,3 miliar alias 2,7 persen dari PDB.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya permintaan dari negara mitra dagang terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga:
"Di tengah impor yang juga tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat," ujar Erwin dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Februari 2021.
Di sisi lain, transaksi modal dan finansial pada 2020 tetap surplus sebesar US$ 7,9 miliar. Erwin mengatakan hal tersebut sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II 2020.
Penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial itu lantas membawa Neraca Pembayaran Indonesia secara keseluruhan tahun 2020 surplus. Sehingga, ketahanan sektor eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19.