Padahal menurutnya, konsumsi masyarakat menguasai 54 persen dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto.
Nilai ekspor pada 2020, kata dia, sebesar US$ 163,3 miliar. Nilai itu terbagi dari ekspor Migas sebesar US$ 8,3 miliar dan non migas sebesar US$ 155 miliar.
Sedangkan total impor sebesar US$ 141,6 miliar. Jumlah itu terkoreksi sekitar 17,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai itu terbagi atas impor migas US$ 14,3 miliar dan non migas US$ 127,3 miliar.
Adapun neraca perdagangan 2020 merupakan surplus terbesar sepanjang sejarah, yaitu sebesar US$ 21,7 miliar. “Ini adalah salah satu surplus terbesar dalam sejarah Indonesia terutama pasca daripada finansial krisis tahun 1998,” kata Lutfi.
BACA: Gugatan Uni Eropa Soal Ekspor Bijih Nikel, Mendag: RI Siap Pertahankan Posisi
HENDARTYO HANGGI