TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor Indonesia ke Cina pada 2020 mencapai US$ 37,4 miliar, naik 10,10 persen dibandingkan 2019. Peningkatan itu membuat defisit perdagangan dengan Negeri Panda turun hingga 68,96 persen pada 2020. Pada saat bersamaan kinerja investasi asal Cina juga terus bergerak naik.
Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan ekspor Indonesia selama 2020 meningkat dibandingkan dengan ekspor 2019.
Baca Juga:
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kepabeanan Cina, total nilai perdagangan Indonesia dengan negara ini pada 2020 senilai US$ 78,5 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Cina mencapai US$ 37,4 miliar, tumbuh 10,10 persen dibandingkan 2019. Di sisi lain, nilai impor Indonesia dari Cina pada 2020 mencapai senilai US$ 41 miliar, turun sebesar 10,13 persen dibandingkan total nilai impor tahun lalu.
"Nilai ekspor Indonesia pada 2020 mengalami peningkatan signifikan. Pada 2019 nilai ekspor Indonesia jika dibandingkan negara anggota Asean berada pada peringkat kelima. Pada 2020 kita naik menjadi peringkat keempat,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 27 Januari 2021.
Djauhari menyebutkan meningkatnya nilai ekspor membuat defisit perdagangan Indonesia menyusut. Pada 2019, defisit perdagangan Indonesia dengan Cina US$ 11,7 miliar, sementara pada 2021 defisit menyempit senilai US$ 3,6 miliar.
Adapun, beberapa produk unggulan dan potensial yang mengalami peningkatan antara lain besi dan baja yang meningkat 134,3 persen; sarang burung walet meningkat 88,05 persen; kertas dan produk kertas meningkat 133,25 persen; kopi, teh, mate dan rempah-rempah meningkat 175.34 persen; alas kaki meningkat 19,75 persen; minyak atsiri, preparat wewangian, kosmetika meningkat 15,62 persen.