Kontraksi yang terjadi perekonomian Indonesia pada 2020 diproyeksikan berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen. Angka itu, menurut Febrio, relatif cukup baik dibanding negara lain. Ia berujar negara yang tumbuh positif pada 2020 diperkirakan hanya Cina dan Vietnam.
"Kontraksi kita sangat moderat. Dan dalam konteks kita melakukan respon secara fiskal, spesifik di sini kita tunjukkan, angka realisasi sementara minus 6,1 persen dari PDB. Sementara banyak negara G20 dan ASEAN itu defisitnya sangat dalam sekali bahkan double digit. Performance dibandingkan ekonomi kita, kita relatif cukup resilient dibanding banyak negara," ujar Febrio.
Febrio mengatakan perekonomian yang resilient dan risiko yang terkendali menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk menjalani tahun 2021. Ia berharap pemulihan ekonomi yang terjadi pada tiga kuartal terakhir bisa berlanjut. "Sehingga bisa jadi modal kita untuk masuk di 2021 punya optimsime, untuk mengelola perekonomian kita bersama."
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah sebelumnya menilai utang pemerintah masih cukup aman jika dilihat dari rasio terhadap produk domestik bruto. "Rasio utang kita per Desember 2020 masih di bawah 40 persen. Sangat jauh dibandingkan negara-negara G20 lainnya," kata Piter saat dihubungi Senin, 18 Desember 2020.
Baca: Yusuf Mansur ke Investor yang Utang Buat Main Saham dan Rugi: Banyak Istighfar