TEMPO.CO, Jakarta - Target penyaluran kredit 7,55 persen untuk tahun ini diperkirakan masih sangat berat. Kendati relaksasi dari Otoritas Jasa keuangan memberi sentimen positif, program pemulihan ekonomi diperkirakan masih lamban dengan banyak pembatasan aktifitas ekonomi.
"Untuk target kredit tahun ini dari OJK [7,5 persen] maupun BI [9 persen], saya rasa masih sangat berat. Kalau bisa belanja lebih cepat maka pertumbuhan kredit bisa naik sekitar 4 persen, kalau tidak ya tetap rendah di kisaran 3 persen," kata Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani, Minggu, 17 Januari 2021.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memprediksi kredit tumbuh sekitar 7,5 persen plus-minus 1 persen secara year on year pada 2021.
Adapun, pertumbuhan kredit tahun lalu terkontraksi 2,41 persen atau lebih dalam dari perkiraan banyak pihak yang minus 1 persen sampai 2 persen.
Aviliani menyampaikan kondisi ekonomi tahun ini masih sangat menantang.
Belanja pemerintah yang agresif diperkirakan masih belum dapat direalisasikan lantaran keterbatasan anggaran dan pola belanja pemerintah. Pemerintah bahkan masih cukup konsisten melakukan pembatasan kegiatan ekonomi yang membuat operasional pelaku usaha tertekan.
Aviliani menyampaikan pertumbuhan kredit sangat bergantung pada belanja infrastruktur pemerintah. Belanja infrastruktur ini kerap tidak agresif pada awal tahun sehingga membuat penyaluran kredit tak kuat.