Adapun sejak kali pertama kasus meruak, Rinto menilai Jouska maupun perusahaan sekuritas yang berafiliasi tidak memiliki iktikad baik membuka komunikasi dengan kliennya. Dia melihat Jouska tidak berupaya signifikan menyelesaikan kasus agar uang korban yang hilang bisa kembali.
Meski demikian, Rinto mengatakan kliennya tetap meminta Jouska untuk membuka ruang diskusi dan mencari solusi. "Aaakar (Aakar Abyasa Fidzuno, CEO Jouska) enggak ada gunanya berkeras hati, silakan hubungi kami, kita berbicara, cari solusi terbaik, bagaimana mekanisme pengembalian kerugian para korban," katanya.
Aakar tidak merespons pesan Tempo saat dikonfirmasi soal upaya penyelesaian kasus yang dianggap hanya sebagai trik tersebut. Namun, pada September lalu, ia menyampaikan telah menggelontorkan duit hampir Rp 13 miliar.
Tercatat waktu itu ada 63 klien yang protes atau mengajukan dispute lantaran mengaku mengalami kerugian investasi setelah menggunakan jasa perseroan.
Dari jumlah tersebut, kata Aakar, 45 klien sepakat menyelesaikan masalah tersebut dengan perjanjian damai.
"Totalnya sih dana yang sudah kami keluarkan hampir Rp 13 miliar. Tapi bukan hanya membayar ke klien, namun ada juga buyback (saham). Artinya kita masih dapat saham," ujar Aakar.