Nanik memegang erat foto anaknya di genggaman. Pandangannya sayu mengingat kembali nasib putrinya, Rahmania Ekananda dan dua cucu, Fazila Ammara (6 tahun), Fathima Ashalina (2,5 tahun).
Putri sulungnya itu semula ingin mengunjungi suaminya, yang bertugas di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak. Namun Sriwijaya Air SJ182 yang ditumpanginya ternyata kehilangan kontak di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu, 9 Januari 2021 pada pukul 14.47 WIB.
Nanik lalu mengingat-ingat bagaimana anaknya menghubungi beberapa hari lalu yang mengabarkan tentang hasil tes usap (swab) yang ternyata negatif. Tes itu sebagai persyaratan naik pesawat dari Jakarta ke Pontianak.
Kemarin, tiba-tiba, putrinya itu juga kembali mengirimkan foto cucu-cucunya yang tengah menunggu di ruang tunggu. Suami anaknya yang bernama Kolonel Teknik Akhmad Khaidir mendapat promosi dan diharuskan bekerja di luar daerah. Jabatannya kini sebagai Kepala Dinas Logistik (Kadislog) Pangkalan Udara (Lanud) Supadio Pontianak.
Nanik mengaku tidak mempunyai firasat apapun dengan kejadian ini. Ia mengingat saat menemani anaknya di Jakarta, putri pertamanya itu selalu tersenyum dan berusaha untuk menyenangkan hatinya dan keluarga.
Putrinya itu disebut sebagai sosok yang suka berbagi kepada orang lain dan perhatian pada orangtuanya. "Yang tidak bisa saya lupakan, dia suka memberi, selalu berbagi kepada orang lain," kata Nanik.
Kini, harapan Nanik untuk bisa melihat cucunya masuk sekolah pun sirna. Musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air membuatnya pupus harapan.