Selain itu, Gondo belum mengetahui apakah para importir bisa memenuhi harga kedelai Rp 8.500 per kg selama 100 hari seperti yang diharapkan Syahrul. "Ke depan mungkin harus dievaluasi," kata dia.
Sekretaris Akindo, Hidayat, juga menyebut operasi pasar ini memang kesepakatan antara importir kedelai dan Gabungan Koperasi Tahu Tempe (Gakoptindo). Nantinya, ada sekitar 30-an importir yang terlibat. Khusus pada hari ini menggunakan stok milik PT FKS Multi Agro Tbk.
Seperti Gondo, Hidayat pun tidak tahu sampai kapan importir sanggup menjual kedelai dengan harga Rp 8.500 kg ini. Termasuk, menjualnya selama 100 hari ke depan. "Untuk memenuhi selama itu berat barangkali," kata dia.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo menyebut importir melakukan subsidi harga atau menjual stok kedelai mereka ke titik rugi. Sutaryo pun tak tahu apakah harga Rp 8.500 per kg ini bisa dijual selama 100 hari ke depan. "Kemampuannya (importir) sampai mana, kami enggak tahu," kata dia.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menyebut operasi pasar ini sebenarnya sudah disepakati dalam pertemuan antara Akindo, Gakoptindo, Kementerian Perdagangan, hingga Kementerian Pertanian. Dalam pertemuan tersebut, tercapailah 3 kesepakatan.
Salah satunya stabilisasi harga kedelai dengan menjualnya seharga Rp 8.500 per kg kepada para pengrajin selama 100 hari ke depan. Tapi, Agung membenarkan bahwa harga ini tetap akan terus dievaluasi selama 100 hari tersebut. "Kami evaluasi setiap bulan," kata Agung.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Hari Ini Syahrul Yasin Limpo Operasi Pasar untuk Stabilkan Harga Kedelai