Namun, secara rata-rata transaksi kartu khusus pada kuartal IV 2020 sudah menunjukkan perbaikan, yaitu meningkat 40 persen dibandingkan kuartal II dan meningkat 11 persen dibandingkan kuartal III.
Kebijakan pembatasan sosial berskala besar menyebabkan pergeseran perilaku masyarakat dimana sebelumnya masyarakat cenderung memilih bertransaksi langsung di toko fisik. “Tapi kini belanja online cenderung lebih disukai, karena tanpa perlu pergi ke mana-mana.”
Thomas mengatakan beberapa jenis usaha yang paling banyak mendulang transaksi sepanjang pandemi antara lain minimarket / convenience store, supermarket, fashion store, restoran, SPBU, produk dan layanan medikal, juga transportasi.
Sementara itu, peredaran uang tunai selama libur akhir tahun juga diproyeksikan menurun dibandingkan kebutuhan tahun-tahun sebelumnya. Bank Mandiri misalnya menyiapkan uang tunai sebesar Rp 15,1 triliun, atau menurun 8,2 persen dibandingkan alokasi di 2019.
“Penyebab utamanya karena dampak pandemi, sehingga diperkirakan akan mengurangi belanja masyarakat pada periode tersebut,” ucap Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha. Alokasi uang tunai itu akan disebar untuk kebutuhan penarikan tunai masyarakat di mesin-mesin ATM perseroan.
Pemangkasan ketersediaan uang tunai natal dan tahun baru kali ini turut dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Alokasi tahun ini menurun 34,5 persen menjadi Rp 30,5 triliun, dibandingkan periode 2019 sebesar Rp 46,6 triliun. “Tren penarikan ATM cenderung menurun dibandingkan sebelum kondisi pandemi, di sisi lain nasabah cenderung melakukan transaksi non tunai,” ujar Direktur BCA Santoso Liem.
Baca: Kemenko Perekonomian Sebut Belanja Pemerintah Jadi Daya Topang Utama Ekonomi