TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri menyoroti turunnya anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021. Ia mempertanyakan keputusan pemerintah yang justru mengalokasikan anggaran kesehatan hanya Rp 169,7 triliun, turun dari tahun 2020 yang Rp 212,5 triliun.
"Mengapa pemerintah akhirnya justru menurunkan anggaran kesehatan 2021. Anggaran kesehatan itu turun dari Rp 212,5 T, menjadi Rp 169,7 triliun, di tengah primary health yang masih babak belur," ujar Faisal dalam webinar, Jumat, 18 Desember 2020.
Di sisi lain, ia melihat anggaran infrastruktur justru meroket pada tahun depan. Alokasi anggaran infrastruktur disiapkan Rp 414 triliun dari sebelumnya Rp 281,1 triliun di tahun 2020.
"Gila enggak. Jadi kesehatan memang nomor dua. Tidak ada komitmen," ujar Faisal. Padahal, menurut Faisal, anggaran infrastruktur tersebut bisa saja dialihkan ke sektor kesehatan untuk memperbaiki layanan kesehatan primer.
Faisal mengatakan kurangnya anggaran kesehatan membuat masyarakat harus merogoh kocek cukup dalam untuk kesehatan. Berdasarkan data yang ia kumpulkan, masyarakat di Indonesia harus menyisihkan sekitar 35 persen untuk kesehatan. Padahal, masyarakat sudah membayar pajak.