Sebanyak 30 persen dari total dosis akan didistribusikan langsung oleh pemerintah. Sementara itu 70 persen dosis vaksin akan disalurkan melalui PT Bio Farma dalam program vaksin mandiri. "Tahap imunisasi program pemerintah akan menggunakan sistem saran distribusi yg sama dengan pelayanan imunisasi rutin yang sudah berjalan," katanya.
Distribusi hingga ke daerah dapat dikerjakan bersama dengan fasilitas kesehatan termasuk milik swasta. Dia menyatakan telah melatih 23.145 tenaga kesehatan untuk melakukan imunisasi.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan telah mengidentifikasi klinik dan rumah sakit yang dibutuhkan untuk program imunisasi. Fasilitas penyimpanan dan pengiriman telah dipersiapkan seperti Cold Room berkapasitas 905 meter kubik dan pendingin 49 ribu meter kubik dengan suhu 2-8 derajat celsius.
Selain itu terdapat 61 truk berpendingin dengan suhu yang sama dan dilengkapi sensor pada pintunya. Saat ini pemerintah tengah merancang platform digital untuk memastikan kelancaran distribusi ratusan juta dosis vaksin itu.
"Menurut saya tantangan distribusi vaksin lebih besar dari pengadaan vaksin karena dilakukan secara masif dalam waktu singkat," katanya. Selain memastikan pemberian vaksin tetap sasaran, pemerintah juga harus menjaga kualitasnya dan memantau perkembangan penerima vaksin.
Sistem tersebut dikembangkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Bio Farma (Persero) untuk memantau kegiatan imunisasi sejak dari pengadaan hingga pengawasan usai vaksinasi. Dia berharap program ini siap diuji coba pada Desember 2020. Targetnya program sudah bisa digunakan tahun depan.
Baca: Erick Thohir Tunjuk Tim Kampanye Jokowi, Zuhairi Misrawi, Jadi Komisaris BUMN
VINDRY FLORENTIN