TEMPO.CO, Jakarta - Harga logam mulia Antam masih bercokol di bawah Rp 1 juta per gram. Meski perlahan turun sejak September lalu, harga emas Antam kemarin sempat naik Rp 10.000 menjadi Rp 978.000 per gram dari hari sebelumnya. Mengutip Bloomberg, harga emas spot bertengger di level US$ 1.878 per ons troi atau naik 0,19 persen setelah sempat turun selama beberapa hari sebelumnya.
Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penurunan harga emas diperkirakan masih berlanjut. Menurut dia, penurunan harga emas terjadi menyusul pengumuman perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengemukakan hasil uji coba tahap ketiga vaksin Covid-19 yang diklaim efektif 90 persen. Hal ini, kata Ibrahim, kabar tersebut dinilai pasar bisa membuka peluang perbaikan ekonomi.
Menurut Ibrahim, beberapa peluang perbaikan ekonomi terlihat dari rencana Presiden AS terpilih Joe Biden setelah dilantik yang ingin mengunci (lockdown) wilayah ekonomi di negara bagian yang terinfeksi Covid-19. Selain itu, pemerintah AS akan mengirim tim riset ke Wuhan, Cina, untuk mempelajari Covid-19. Kemudian, Biden juga dikabarkan diperkirakan akan membekukan perang dagang dengan Cina dan Eropa.
"Ini yang mengakibatkan kemungkinan besar akan pulih lebih cepat dibandingkan perkiraan. Dari situ, indeks dolar AS akan menguat sehingga semua yang melawan dolar akan terkoreksi, termasuk emas," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, penurunan harga emas bahkan masih akan terjadi hingga titik Rp 935 ribu per gram pada November ini karena adanya ketidakpastian stimulus ekonomi AS.
Namun, Ibrahim berujar penurunan harga tersebut tidak akan bersifat jangka panjang. Benerapa kondisi politik yang memanas seperti konflik Laut Cina Selatan hingga kontraksi Iran dan Israel akan menyulut harga logam mulia sebagai safe haven pada tahun depan.