TEMPO.CO, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatat penurunan laba bersih 52,2 persen hingga kuartal III 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih perseroan hingga periode tersebut hanya Rp 521 miliar, turun dari tahun lalu yang sebesar Rp 1.090 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan merosotnya total pendapatan perseroan 8,5 persen menjadi hanya Rp 3,509 miliar. "Penurunan itu terjadi karena peningkatan atas pencadangan yang cukup besar," ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono dalam konferensi pers, Kamis, 12 November 2020.
Menurut dia, perseroan melakukan peningkatan pencadangan sekitar Rp 600 miliar untuk mengantisipasi dampak pandemi pada awal kuartal II. Ia menilai pencadangan itu penting lantaran perseroan melihat pandemi yang akan berdampak masif selayaknya krisis pada 1998. Namun, pencadangan tersebut ternyata berimbas kepada peningkatan beban keuangan perseroan.
Dari segi pertumbuhan bisnis, Sudjono berujar piutang pembiayaan bersih perseroan menurun 19,4 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 16,77 triliun. Sementara, piutang yang dikelola juga turun 17,6 persen dari Rp 18 triliun tahun lalu.
Penurunan tersebut terjadi, ujar Sudjono, lantaran perseroan tidak melakukan ekspansi bisnis di kuartal II 2020. Ditambah lagi dengan adanya pencadangan oleh perusahaan.
Namun demikian, seiring dengan berjalannya aktivitas masyarakat di era new normal, perseroan meningkatkan kembali layanan pembiayaannya untuk semua lini produk mulai kuartal III 2020. Dengan aktivitas ekonomi yang telah berangsur pulih, penyaluran pembiayaan mulai merambat naik di beberapa daerah dan rasio pembiayaan bermasalah sudah terkendali dengan berbagai inisiatif yang dijalankan Perusahaan dalam menghadapi pandemi Covid-19.