Hingga kerja sama usai, Aakar maupun pihak Jouska tidak menunjukkan tanda-tanda akan melunasi tagihan atas jasa konsultasi dan pendampingan tersebut. Aakar malah menuding Media Buffet tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. “Terakhir saya WhatsApp, dia terang-terangan nggak mau bayar, malah nyalahin," ucap Bima.
Aakar saat itu malah menyebutkan strategi yang dijalankan Media Buffet salah. "Harusnya nggak usah konferensi pers, katanya kita maksa. Padahal dari awal kami udah kasih opsi-opsi, kalau A ini pros-cons-nya, kalau B begini. Semua pilihan atas persetujuan dia,” ucap Bima.
Bima mengaku telah tiga kali mengirimkan tagihan secara resmi yang dialamatkan ke kantor Jouska di kawasan Cipete Raya, Jakarta Selatan. Namun hingga kini tidak direspons.
Sebelumnya Bima pernah berencana membawa ini ke pengadilan melalui gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara (PKPU) bersama bekas tim pengacara Aakar yang dikabarkan memiliki tagihan kepada Jouska juga. “Waktu itu tim lawyer-nya sempat ngajak buat PKPU-in tapi sekarang tidak ada kabar lagi karena mereka juga belum dibayar. Kalau tidak salah mereka tagihannya malah lebih besar, miliaran. Karena lawyer kan mahal ya,” tutur Bima.
Bila sejumlah langkah penagihan ini tak direspons, kata Bima, Media Buffet berencana melakukan somasi terhadap Jouska. Terkait hal ini, Bisnis.com sudah menghubungi Aakar Abyasa dan pihak Jouska untuk mengonfirmasi persoalan tagihan tersebut, tapi hingga berita ini ditulis belum mendapatkan respons.
BISNIS
Baca: 35 Klien Laporkan Kerugian Akibat Jouska Senilai Rp 3 Miliar ke Polisi