TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan tantangan bagi pelaku UMKM saat ini tak hanya perihal transformasi digital. Namun, pelaku usaha juga menghadapi tantangan lain, seperti keberhasilan pemasarannya.
“Jadi bagaimana menjual barang-barang tersebut agar laku di pasaran, UMKM harus belajar tentang kebutuhan pasar,” ujar Wishnutama dalam webinar bersama Grab Indonesia pada Kamis, 5 November 2020.
Menurut Wishntuama, digitalisasi UMKM di masa pandemi diperlukan agar pelaku usaha bisa memperoleh efektivitas bisnis dan menjangkau peluang-peluang baru. Untuk sukses di jalur pemasaran digital, Wishnutama mengatakan pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan cepat. Musababnya, kata dia, mekanisme berjualan secara daring sangat berbeda dengan penjualan secara luring alias offline.
Wishuntama pun mengungkapkan empat kendala yang umumnya membuat UMKM gagal dalam melakukan pemasaran digital. Keempatnya adalah kurangnya literasi digital, kurangnya pengetahuan dalam menjalankan usaha secara daring, ketidaktepatan dalam memasarkan produk, dan ketidaksiapan tenaga ahlinya.
Dengan begitu, Wishnutama mengatakan perlu ada sinergitas dari pemerintah untuk mendukung pelaku usaha UMKM agar produktif. “Pemerintah harus optimistis pelaku UMKM bisa bangkit lagi dan sukses dibanding sebelumnya,” tuturnya.
Pemerintah, tutur dia, telah meluncurkan program Bangga Buatan Indonesia. Gerakan ini merupakan kampanye yang mengajak masyarakat membeli produk-produk lokal. Sejak gerakan ini mencuat, Wishnutama menyebut jumlah pelaku UMKM yang bertansformasi ke digital melonjak.
“Sejak Mei, UMKM on boarding (go digital) 2,4 juta atau hampir 2,5 juta per 30 September 2020. Naik 30 persendari periode sebelumnya,” ucapnya.
Adapun total omzet keseluruhan mitra UMKM yang tercatat pada Oktober mencapai Rp 10,8 miliar. Omzet, kata Wishnutama, sebagian besar didulang oleh peserta gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Baca: Wishnutama Sebut Dana Hibah Pariwisata Rp 3,3 T Mulai Disalurkan ke 101 Kota