TEMPO.CO, Semarang - Dokter sekaligus "influencer" Tirta Mandira Hudhi atau akrab dengan sebutan Dokter Tirta mengungkap rahasia sukses berbisnis. Salah satunya dengan merangkul pegawai yang 50 persen di antaranya merupakan anak jalanan.
"Saya menemukan kesenangan tersendiri ketika pegawai dapat duit dari situ (usaha yang dimilikinya), apalagi sebagian dari mereka sebelumnya merupakan kaum marginal," kata pemilik tempat cuci sepatu Shoes and Care ini saat menjadi salah satu narasumber pada acara bincang bisnis sebagai rangkaian kegiatan "UKM Virtual Expo" yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah di Semarang, Senin, 26 Oktober 2020.
Ketika tidak sedikit pengusaha terpaksa memotong upah karyawannya dan menunda pemberian tunjangan hari raya (THR), pria lulusan Fakultas Kedokteran (FK) UGM ini mengklaim tidak sedikitpun melakukan pemotongan.
"Pelaku usaha itu butuh dana talangan. Saya tidak pernah mengurangi gaji, sedikitpun tidak ada potongan gaji, THR lancar bahkan H-7 sudah saya berikan. Ini karena saya selalu menyisihkan 10 persen dari omzet setiap bulan untuk digunakan sebagai dana talangan. Selama pandemi dana talangan ini yang digunakan untuk menggaji mereka," kata relawan Covid-19 ini.
Bahkan, menurutnya, karyawan adalah "stakeholder" atau mitra paling kuat dalam perusahaan.
"Selama ini kesalahan paling besar pebisnis muda adalah mengambil laba terlalu besar lalu dibuat profit pibadi, sebetulnya ini salah. Ini menimbulkan kecemburuan sosial antara 'owner' (pemilik) dengan pegawai. Misalnya pegawai gaji Rp 2,5 juta, padahal dia sudah totalitas tapi gaji tidak naik-naik, besoknya 'owner' beli mobil mewah. Ini membuat pekerja marah, akhirnya terjadi boikot, frontal," katanya.