TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra menilai pandemi Covid-19 justru menguntungkan bank-bank besar secara likuiditas, namun tidak secara kualitas aset (asset quality).
"Kalau kita lihat bank BUKU III, apalagi bank BUKU IV secara likuiditas malah diuntungkan dengan kondisi sekarang. Setiap krisis, bank-bank BUKU IV atau bank-bank yang cukup besar dan cukup kuat itu malah diuntungkan, karena ada shifting dari bank-bank yang BUKU I, BUKU II, mereka akan pindah ke BUKU IV," ujar Salyadi dalam seminar Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.
Di industri perbankan, lanjut Salyadi, dampak pandemi Covid-19 beragam. Jika bank-bank besar secara likuiditas justru longgar, bank-bank kecil justru mengalami likuiditas yang ketat.
Merespons hal tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menyepakati penguatan proses dalam pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP) kepada perbankan yang mengalami kesulitan likuiditas.
"Jadi di banking ini mix. Ada bank yang sangat-sangat terpengaruh dan mungkin struggling, ada juga bank, buku IV misalnya, mereka malah diuntungkan secara likuiditas. Bukan secara asset quality ya. Karena asset quality kita tahu sendiri sebetulnya kalau bisnis-bisnis atau kreditur mereka terpengaruh, otomatis asset quality dari bank tersebut terpengaruh," kata Salyadi.
Kendati demikian, lanjut dia, dengan adanya relaksasi dari OJK tentang pencatatan pencadangan untuk kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), itu cukup membantu bank.