TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis laju inflasi pada 2020 akan bertengger di level yang lebih stabil ketimbang tahun ini. Sepanjang 2020, ia mengakui indeks harga konsumen (IHK) sesuai yang dirilis Badan Pusat Statistik berada di posisi sangat rendah, yakni di bawah 2 persen.
“Insya Allah tahun depan terjaga di 3 persen,” ujar Perry dalam acara Capital Market Summit and Expo yang ditayangkan secara virtual pada Senin, 19 Oktober 2020.
Selama pandemi Covid-19, IHK Indonesia mengalami deflasi sebanyak tiga kali berturut-turut. Deflasi pertama kali terjadi pada Juli, yakni sebesar 0,10 persen. Kemudian pada Agustus negara kembali mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Terakhir pada September IHK tercatat mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.
Deflasi pernah terjadi pada 1999 setelah krisis moneter 1998. Bahkan, BPS mencatat, kala itu deflasi terjadi selama tujuh bulan berturut-turut sepanjang kuartal pertama hingga ketiga.
Perry mengungkapkan untuk mencapai stabilitas ekonomi pada 2021, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK telah berkoordinasi untuk melakukan sinergi kebijakan. Pertama, bank sentral bersama otoritas keuangan lain mendorong produktivitas di seluruh sektor industri. Dorongan dilakukan baik di level pusat maupun daerah.
Kedua, dari sisi pemerintah, Perry mengatakan Kementerian Keuangan terus mempercepat realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dalam program PEN, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 695,2 triliun yang diwujudkan dalam stimulus fiskal untuk mendorong aktivitas agregat ekonomi.
Ketiga, bank sentral, tutur Perry, terus mendorong realisasi stimulus moneter. Sejak setahun terakhir, Perry mengatakan BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan total 200 basis poin. Penurunan suku bunga dilakukan sejak ekonomi global terdampak perang dagang Amerika Serikat-Cina hingga saat pandemi berlangsung.
Sedangkan upaya keempat, Perry menerangkan, otoritas keuangan telah menjamin keberlanjutan restrukturisasi kredit. Kelima, Perry mengungkapkan Bank Indonesia mendorong digitaliasi pembayaran untuk mendorong inklusi keuangan.
Perry berharap dengan upaya-upaya yang digencarkan kondisi ekonomi pada tahun mendatang akan lebih baik. Ia pun meyakini pertumbuhan ekonomi pada 2021 bisa mencapai level 4,8-5,8 persen.
Baca juga: Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bisa 4,8 Persen
FRANCISCA CHRISTY ROSANA