Di samping itu, faktor lain adalah adanya harapan terhadap rencana paket stimulus baru sebelum pemilihan umum. Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin sebelumnya mengkonfirmasi telah mengadakan diskusi dengan Ketua DPR Nancy Pelos terkait perihal ini.
Faktor eskternal lain ialah adanya rencana Komisi Eropa untuk memulai tindakan hukum terhadap Inggris karena melanggar ketentuan Perjanjian Penarikan yang mengatur transisi pasca-Brexit. Laporan juga menunjukkan bahwa para pemimpin Uni Eropa akan menolak menyetujui posisi negosiasi Inggris saat ini tentang bantuan negara ketika masa transisi berakhir pengujung tahun.
Sementara itu dari faktor internal Tanah Air, resesi yang telah di ambang mata membuat kondisi rupiah melorot di pasar perdagangan. Meski demikian, bursa akan optimistis karena pemerintah telah mengklaim bakal berfokus pada penanganan kesehatan.
Adapun dalam pembukaan perdagangan di hari mendatang, mata uang rupiah diprediksi akan mengalami fluktuasi yang mengarah terhadap pelemahan. “Namun kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 5-20 point di level 14.845-14.930,” kata Ibrahim.
Baca juga: Imbas Donald Trump Positif Covid-19: Bursa AS, Asia hingga IHSG Jeblok