TEMPO.CO, Jakarta - Aakar Abyasa Fidzuno bercerita tentang asal-muasal pergantian namanya untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan warganet. Pendiri sekaligus CEO PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) itu mengakui melepaskan panggilan lengkap yang diberikan orang tuanya sejak 2009.
“Ini adalah tindakan yang legitimated (sah). Saya mengganti nama sejak 2009 karena anak pertama saya meninggal,” kata Aakar dalam konferensi virtual, Selasa, 1 September 2020.
Aakar semula memiliki nama Ahmad Fidyani. Ia menanggalkan nama itu setelah anak pertamanya yang berusia satu hari tutup usia pada Januari 11 tahun silam di salah satu rumah sakit swasta di Jawa Timur.
Anak pertama tersebut dinamai Aakar, seperti nama baru ayahnya. Kejadian yang memukul pun membuat Aakar bertindak sesuai dengan kepercayaan yang dianut, yakni mengganti nama dirinya dengan anak pertamanya.
Sebagai orang asli Banyuwangi, Jawa Timur, Aakar menganggap tradisi itu lumrah. Meski telah mengganti nama sejak 2009, ia baru sah mengantongi identitas legal dengan nama baru saat pindah ke Jakarta pada 2015. Hal tersebut terjadi karena prosesnya panjang.
Aakar lalu mempertanyakan sikap pihak-pihak tertentu yang mempersoalkan pergantian namanya. “Ketika saya melakukan pergantian nama, kenapa harus dipertanyakan. Padahal prosesnya enggak mudah. Ini tindakan yang legitimaed,” ucapnya.
Baru-baru ini Aakar tersadung kasus investasi. Kliennya di Jouska mendapati uang mereka yang diinvestasikan di saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) merosot dari posisi Rp 1.700 ke Rp 322 per lembar saham.
Klien Jouska pun merasa merasa dirugikan karena perusahaan perencana keuangan itu dinilai menempatkan dana investasi serampangan. Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian meminta Jouska menghentikan kegiatan operasionalnya. Aakar sebagai pendiri Jouska juga dipanggil oleh Bareskrim Polri untuk dimintai keterangan terkait kerugian kliennya.
Baca juga: Tak Kantongi Lisensi Perencana Keuangan, Ini Penjelasan Bos Jouska