TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri dan CEO PT Jouska Finansial Indonesia alias Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno, mengaku telah menggelontorkan duit hampir Rp 13 miliar untuk menyelesaikan persoalan dengan kliennya. Hingga saat ini ada 63 klien yang protes atau mengajukan dispute lantaran mengaku mengalami kerugian investasi setelah menggunakan jasa perseroan.
Dari jumlah tersebut, 45 klien sepakat menyelesaikan masalah tersebut dengan perjanjian damai. "Totalnya sih dana yang sudah kami keluarkan hampir Rp 13 miliar. Tapi bukan hanya membayar ke klien, namun ada juga buyback (saham). Artinya kita masih dapat saham," ujar Aakar saat diwawancarai Tempo, Selasa, 1 September 2020.
Aakar mengatakan penyelesaian masalah itu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat lantaran perlu dilakukan verifikasi satu per satu atas protes yang diajukan. Dari penelusuran timnya, ternyata tidak semua klien yang mengajukan dispute tersebut mengalami kerugian dari segi modal, melainkan kehilangan potensi keuntungan.
Contohnya, ada klien yang modal awalnya Rp 50 juta saat mulai menggunakan jasa Jouska. Dana itu sempat berkembang menjadi Rp 100 juta. Namun kemudian saat ini angkanya merosot menjadi Rp 60 juta. "Kalau kita melihat initial deposit-nya, klien ini tidak rugi, justru untung dari modal. Kalau ternyata tidak rugi, akhirnya tidak jadi menuntut. Itu kesepahaman di sana," tutur Aakar.
Kendati demikian, Aakar tidak memungkiri bahwa ada juga klien yang mengalami kerugian modal. Kerugian tersebut pun terbagi antara dua sebab.
Pertama, klien yang merugi lantaran mengantongi saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk alias LUCK. Kasus klien ini belakangan viral di media sosial. Adapun jumlah kasus yang melibatkan saham LUCK ini mencapai 50-60 kasus klien yang merugi.
Di samping itu, kata dia, ada pula klien yang merugi meski mengoleksi saham berkualitas tinggi alias blue chip. "Saham blue chip kan ini kita memahami di situ tidak ada dispute, jadi beda angka klaimnya," tutur Aakar.