TEMPO.CO, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis minat investasi masyarakat di pasar modal akan membaik pada semester II tahun ini. Hal ini ditopang dengan saham-saham unggulan alias blue chips.
CEO Mirae Asset Sekuritas, Tae Yong Shim, mengatakan perkiraan tersebut seiring dengan prediksi pelonggaran kebijakan suku bunga global dan nasional. Selain itu, optimisme juga didukung oleh kondisi politik yang diprediksi berjalan aman dan damai.
“Kami optimistis seiring dengan prediksi positif analis kami dan sebagian besar pelaku pasar, terutama pada semester II 2024,” ujar Shim dalam keterangan resminya pada Rabu, 24 Januari 2024.
Senada Head of Research Mirae Asset, Robertus Hardy, mengatakan peningkatan minat investasi publik di pasar saham tahun ini didukung optimisme prediksi pasar saham yang akan menguat pada semester II. "Dengan dukungan dari saham-saham blue chips," kata dia.
Dia menuturkan, memang ada potensi penurunan suku bunga bank sentral di tingkat global, termasuk BI rate. Namun, inflasi diperkirakan terkendali dan sudah ada kejelasan hasil Pemilu.
"Kami masih memprediksi nilai wajar IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) akan berada pada level 8.100," ujar Robert.
Adapun faktor lainnya adalah investor domestik yang diprediksi masih akan menjadi penopang IHSG. Selain itu, kata dia, total kapitalisasi saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang masih kecil.
"Total kapitalisasi pasar saham lima emiten terbesar di pasar saham Indonesia sangat lah kecil dibanding pasar saham Asia lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan India," ucap Robert.
Dia menjelaskan, kapitalisasi lima saham blue chips terbesar di Indonesia yaitu BBCA, BREN, BBRI, BYAN, BMRI hanya sekitar US$ 273 miliar. Angka tersebut jauh di bawah lima perusahaan terbesar di bursa Korea Selatan, Jepang, dan India yaitu US$ 628 miliar, US$ 672 miliar, dan US$ 691 miliar.
"Dengan optimisme pasar saham tersebut, saham-saham yang dapat menjadi pilihan adalah BBCA, BBRI, ACES, MAPI, TLKM, ISAT, dan ASII," ujar Robert.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Pilihan Editor: IHSG Turun di Sesi Pertama Hari Ini, Sektor Industri Merosot Paling Dalam