Gati menuturkan pemerintah juga bekerja sama dengan atase perdagangan atau Indonesian Trade and Promotion Center (ITPC) untuk memetakan kondisi pasar ekspor. Selain itu, Gati menuturkan Kementerian juga gencar mencari inovasi produk yang menggunakan bahan baku lokal, misalnya lewat Indonesia Food Innovation (IFI), Indonesia Fashion & Craft Awards, atau pun Creative Business Incubator (CBI).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan Kementerian sedang mengkaji produk yang memiliki kekuatan pasar di negara akreditasi para Perwakilan Dagang. Kajian itu akan dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu excellent products, emerging products, dan losing products. "Nantinya, pada setiap kategori akan diterapkan strategi yang berbeda untuk pengembangan ekspornya," ujar Kasan.
Kasan menjelaskan untuk excellent products akan kami dorong untuk didiversifikasi karena telah memiliki kekuatan pasar yang besar. Untuk emerging dan losing products, Kasan mengatakan peran perwakilan dagang diperlukan untuk mempelajari keunggulan produk dari negara pesaing yang belum dimiliki oleh produk Indonesia.
"Untuk saat ini, berdasarkan nilai ekspornya, terdapat beberapa produk yang potensial untuk didorong ekspornya, di antaranya produk kayu, furnitur, produk perikanan olahan, produk olahan rempah-rempah, kopi, produk-produk florikultur, dan berbagai produk lainnya," ujar Kasan.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan untuk mendorong ekspor, UMKM memerlukan peran pedagang eksportir sebagai pemasaran dan konsolidasi logistik.