Daerah lain seperti Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi juga tumbuh negatif. Masiing-masing yaitu minus 4,35 persen, minus 3,01 persen, dan minus 2,76 persen.
Akan tetapi, Maluku dan Papua masih tumbuh positif 2,36 persen. Tapi, ini tak cukup untuk mendongkrak ekonomi nasional. Sebab, kontribusi mereka terkecil se-Indonesia, hanya 2,37 persen.
7. Empat Siasat Sri Mulyani
Maka dengan kondisi ini, Kementerian Keuangan di bawah Sri Mulyani Indrawati bakal melakukan empat upaya utama di paruh kedua 2020. Tujuannya agar Indonesia tidak jatuh ke jurang resesi pada kuartal III 2020.
Pertama, menambah bantuan sosial hingga Rp 70,3 triliun dari yang saat ini baru dikeluarkan sebesar Rp 85,51 triliun. Adapun rincian tambahan Rp 70,3 triliun ini adalah:
- Bantuan Beras untuk Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp 4,6 triliun.
-Bantuan Tunai Rp 500 ribu untuk penerima Kartu Sembako di luar PKH senilai Rp 5 triliun.
- Ketahanan Pangan dan Perikanan senilai Rp 1,5 triliun.
- Bantuan Produktif untuk 12 juta UMKM senilai Rp 28 triliun.
- Bantuan Gaji Rp 600 ribu untuk empat bulan bagi 13 juta pekerja senilai Rp 31,2 triliun.
Kedua, menambah penempatan dana di Bank BUMN dan BPD sampai Rp 113 triliun, dari yang saat ini Rp 41,3 triliun (Rp 30 triliun Bank BUMN, Rp 11,5 triliun BPD).
Ketiga, bantuan tagihan listrik untuk industri, bisnis, dan sosial dari Juli sampai Desember 2020 dengan anggaran Rp 3,1 triliun.
Keempat, melanjutkan program pinjaman daerah hingga Rp 15 triliun. Sampai hari ini, baru Jawa Barat dan DKI Jakarta yang sudah mengajukan pinjaman. Masing-masing Rp 1,9 triliun dan Rp 4,5 triliun.