Tapi, angka minus 5,32 persen masih lebih tinggi dari negara seperti Amerika Serikat yang sampai 9,5 persen. Lalu juga dengan negara tetangga Singapura yang minus 12,6 persen. Terdalam yaitu Spanyol dengan 22,1 persen.
2. Semua Komponen Pengeluaran Minus
Jika pemaparan BPS dirinci, maka akan kelihatan semua komponen PDB menurut pengeluaran tumbuh negatif. Konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggung ekonomi tanah air juga amblas minus 5,51 persen (yoy).
Kontributor kedua terbesar yaitu Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi minus 8,61 persen. Kontributor ketiga terbesar yaitu ekspor tumbuh minus 11,66 persen.
3. Konsumsi Pemerintah Ikut Minus
Konsumsi pemerintah ikut tumbuh minus 6,9 persen. Kondisi ini terjadi saat pemerintah telah belanja besar-besaran di tengah pandemi Covid-19. Total anggaran pandemi yang dikucurkan mencapai Rp 695,2 triliun.
4. Konsumsi Pemerintah Justru Pro Cyclical
Inilah yang menjadi sorotan Menteri Keuangan pada periode 2013-2014 Chatib Basri. "Yang mengkhawatirkan adalah pengeluaran pemerintah -6,9 persen," kata dia lewat akun twitternya @ChatibBasri, Rabu, 5 Agustus 2020.
Artinya, kata Chatib, pengeluaran atau konsumsi pemerintah yang seharusnya bisa exogenous malah menjadi pro cyclical. Sehingga, perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal penyerapan belanja benar-benar isu yang harus diselesaikan.