Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengungkapkan pertumbuhan ekonomi triwulan II akan berkisar antara minus 5,1 persen hingga minus 3,5 persen, dengan titik tengah minus 4,3 persen, atau jauh lebih dalam dari prediksi titik tengah sebelumnya yaitu minus 3,8 persen. “Maka itu kami sangat mengejar pemulihan di triwulan III, karena triwulan II bisa dikatakan sangat berat,” katanya.
Meski berupaya menggenjot berbagai indikator perekonomian, mulai dari belanja pemerintah, konsumsi masyarakat, hingga investasi, Sri Mulyani memastikan pemerintah akan terus mengawasi kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.
“Kami sepakat bahwa kecepatan membuka ekonomi tidak boleh mengkompromikan masalah kesehatan, karena malah bisa menekuk lagi ekonominya kalau aspek kesehatan ini diabaikan dan diremehkan.”