TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam batal melakukan aksi buyback atau pembelian kembali saham. Sebab, harga saham mereka sudah naik dan tidak lagi undervalued.
"Jadi kami melihat inisiatif buyback tidak (lagi) jadi prioritas kami," kata Direktur Keuangan Antam, Anton Herdianto, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020.
Sebelumnya, Antam sempat ingin melakukan buyback saham BUMN tersebut ketika kondisi pasar tengah turun pada pertengahan Maret 2020. Bahkan, saat itu dana sebesar Rp 100 miliar sudah disiapkan dari kas internal.
Namun ternyata, belakangan saham produsen emas ini kembali naik. Hari ini, harga saham dengan kode ANTM itu berada di level 590, sudah naik dari posisi terendah pada 23 Maret yang di level 348.
Saat itu, Antam menjelaskan bahwa jumlah saham yang diserap kembali tidak akan melebihi 1 miliar saham atau 4,16 persen dari jumlah saham pada modal yang ditempatkan. Pada 29 Februari 2020, total kepemilikan saham perseroan oleh publik adalah sebesar 35 persen atau sekitar 8,41 miliar saham.
Kenaikan ini terjadi seiring dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam beberapa hari terakhir, IHSG beberapa kali kembali ke level 5.000.
Menurut Anton, salah perimeter buyback adalah harga komoditas nikel. Saat ini, harga nikel juga telah mengalami kenaikan dari Januari hingga terakhir pada Mei 2020.
FAJAR PEBRANTO | BISNIS