TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memproyeksikan layanan digital dapat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan perseroan secara berkelanjutan.
Hingga akhir Maret, Bank Mandiri mencatatkan adanya peningkatan pengguna aktif dalam aplikasi Mandiri Online mencapai lebih 3,6 juta pengguna atau tumbuh 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya 2,2 juta pengguna.
“Kami memiliki komitmen untuk menjaga pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan dan konsisten memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada pemegang saham,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat paparan kuartal I tahun 2020, Senin 8 Juni 2020. Dari jumlah pengguna aplikasi tersebut, Bank Mandiri juga mencatatkan telah terjadi transaksi hingga mencapai Rp 229,5 triliun.
Banyaknya pengguna digital Mandiri menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan pendapatan berbasis biaya perseroan yang mencapai Rp 7,74 triliun di Maret 2020. Angka ini tumbuh 23,95 persen dibanding Maret 2019 yang sebesar Rp 6,24 triliun.
Dengan adanya kenormalan baru atau new normal, kata Royke, perseroan juga akan mempercepat proses digitalisasi seluruh model bisnis dan transaksi yang ada di perbankan. Namun menurut dia, hal itu memerlukan waktu dan akan terus didorong.
Ke depan, Bank Mandiri juga sudah mempersiapkan berbagai strategi, baik di segmen wholesale, UMKM maupun untuk menjadi modern digital bank sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kompetisi yang semakin tak berbatas.
Adapun tahun ini, Bank Mandiri mulai memperkenalkan layanan Online Onboarding. Lewat layanan ini masyarakat tidak perlu ke kantor cabang atau mendownload aplikasi untuk membuka rekening, tetapi cukup mengakses link join.bankmandiri.co.id melalui ponsel atau melakukan scan QR.
Sedangkan layanan Mandiri Online, kini telah menjadi platform e-channel utama yang memiliki layanan lengkap untuk memenuhi kebutuhan nasabah ritel, seperti transfer, pembayaran pajak, BPJS, telepon, kartu kredit, pembelian pulsa, token PLN, pembukaan rekening deposito, informasi transaksi kartu kredit dan lainnya.
"Untuk itu, kami fokus untuk mengantisipasi masa depan dimana salah satunya adalah mengembangkan solusi perbankan digital seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke channel digital," ujar Royke.