TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Jalan Tol Indonesia atau ATI terus menjalin komunikasi dengan kementerian dan pemangku kepentingan lainnya terkait rencana stimulus untuk badan usaha jalan tol (BUJT) akibat dampak pandemi virus corona Covid-19.
"Terkait inisiatif dan stimulus ekonomi bagi jalan tol untuk mengatasi dampak Covid-19, sebagaimana disampaikan oleh pemerintah sebelumnya, posisi ATI saat ini adalah terus menjalin komunikasi dengan semua pemangku kepentingan," ujar Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, 28 April 2020.
Krist menyampaikan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk mempelajari berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sebelumnya.
Terkait kinerja jalan tol yang sudah beroperasi, ATI menyebut laporan jumlah lalu lintas dan pendapatan tol masih sesuai dengan rencana awal. Dampak Covid-19, baru mulai terasa di beberapa ruas di area Jakarta, itupun baru pada minggu akhir Maret 2020.
"Dengan demikian, harusnya performa sektor jalan tol di kuartal pertama 2020 (Januari-Maret), masih terjaga sesuai dengan rencana bisnis awal. Dampak Covid-19, baru akan mulai menggerus di kuartal 2 2020 nanti," kata Krist.
Walaupun ATI belum memiliki laporan komprehensif terkait kinerja jalan tol di kuartal I 2020, ia mengatakan secara garis besar kinerja sektor jalan tol di kuartal pertama masih sesuai dengan rencana kerja yang disusun di awal.
Beberapa tol yang masih dalam tahap konstruksi menunjukkan progres yang baik, misalnya di Manado-Bitung, Tol Trans-Sumatera segmen Pekanbaru-Dumai dan Kayu Agung-Palembang-Betung, Pandaan-Malang, Depok-Antasari, Cimanggis-Cibitung, Balikpapan-Samarinda, Cisundawu, Legundi-Bunder, dan ruas Sigli-Aceh.
Demikian juga, beberapa proyek inisiasi baru sudah mulai diintroduksi pemerintah, seperti ruas Jogja-Solo, Bawen-Jogja, Bogor-Serpong, Cikunir-Karawaci, dan Kamal-Teluk Naga.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kemungkinan akan meminta relaksasi pembayaran kewajiban BUJT kepada bank akibat penurunan drastis lalu lintas di jalan tol karena wabah Covid-19.
Menurut dia, berdasarkan data lalu lintas harian rata-rata, lalu lintas di jalan tol menurun sekitar 40 sampai dengan 60 persen dari lalu lintas harian rata-rata pada hari-hari normal.
Dengan demikian hal tersebut mempengaruhi penghasilan BUJT sehingga kemampuan untuk melakukan pembayaran kewajiban kepada pihak bank juga menjadi berkurang.
ANTARA