TEMPO.CO, Jakarta - Orang terkaya ketiga RI tahun 2019 versi Majalah Forbes, Prajogo Pangestu, memiliki kenangan bersama sosok Mohammad Bob Hasan. Prajogo mengatakan Bob adalah pengusaha nasional yang berdedikasi tinggi dalam membela nama baik bangsa.
"Khususnya dalam forum-forum internasional. Saya merasa hormat," ujar Prajogo melalui Pengurus Yayasan Bakti Barito, Iwan Uyun, dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 23 Maret 2020.
Prajogo mengimbuhkan, di cabang olahraga atletik, Bob merupakan tokoh penting. Taipan kayu itu, kata Prajogo, banyak berkontribusi memajukan cabang olahraga ini bahkan dalam kondisinya yang sedang sakit.
Dia menilai koleganya sesama pengusaha ini juga banyak melahirkan atlet berprestasi tinggi. Atlet-atlet itu bahkan sukses di dunia internasional.
Bob meninggal di usia 89 tahun pada Selasa, 31 Maret 2020. Mantan Menteri Perindustrian ini mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Subroto pukul 11.00 WIB.
Kabar berpulangnya Bob Hasan dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum II BPP Hipmi Anggawira. "Ya," katanya saat dihubungi Tempo melalui pesan pendek.
Semasa hidupnya, Bob Hasan adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Pembangunan VII. Pemilik nama asli Mohammad Hasan tersebut kesohor sebagai pengusaha moncer pada era Orde Baru.
Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, Bob Hasan dikenal dekat dengan Pak Harto. Ia adalah teman main golf sekaligus rekan bisnis, utamanya di industri kayu.
Meski dekat dengan penguasa, Bob Hasan sudah lama merintis bisnis jauh sebelum Soeharto memimpin. Mulanya, Bob adalah pebisnis angkutan laut, bukan kayu. Dia baru merambah hutan pada 1967 dengan mendirikan Kalimanis Plywood.
Bisnis kayu Bob makin kinclong ketika pada 1970. Dia bermitra dengan perusahaan kayu raksasa di Amerika Serikat, Georgia Pacific Timber, yang menguasai 350 ribu hektare hutan di Kalimantan Timur.
Sepanjang 1970-an itu, kongsi dagang ini sudah mengekspor 2,2 juta meter kubik gelondongan. Disinyalir, tak jurang dari US$ 156 juta diraup.
Sejak itu, laju bisnis kayu Bob tak terbendung. Kuku bisnis kayunya makin kokoh sejak dia menjabat Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Meski cuma ketua, kekuasaan Bob luar biasa. Dari urusan izin ekspor, sertifikasi, hingga persoalan ecek-ecek semacam promosi, semua harus lewat tangannya.
Bob menguasai hulu hingga hilir. Di hulu, dia punya beberapa perusahaan pemilik hak penguasa hutan, seperti PT Essam Timber dan PT Jati Maluku Timber. Di Aceh, dia punya pabrik kertas semen, PT Kertas Kraft Aceh. Untuk mengangkut hasil pengolahan kayu, ia punya Karana Lines.
Maka, ia disebut si "Raja Hutan". Apalagi pada 1991, hutan yang dikuasai Bob sudah mencapai 1,086 juta hektare.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO