TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG masih akan melemah akibat kekhawatiran pasar akan wabah corona yang tak kunjung reda. "Hari ini IHSG diprediksi berada di rentang 4.475-4.625," kata Josua saat dihubungi, Selasa, 17 Maret 2020.
Dia mengatakan, pelemahan indeks saham ini terjadi akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh wabah virus Corona atau Covid-19. Sejak dua jam dibuka atau sekitar pukul 11.09, IHSG berada di angka 4.481. Angka itu menunjukkan pelemahan 209 poin atau 4,46 persen dari sebelumnya, yakni 4.690.
IHSG sempat menyentuh 4.698, namun tidak bertahan lama. Bahkan, IHSG terus melemah, hingga sempat menyentuh 4.467.
Josua mengatakan IHSG beserta bursa saham regional di Asia kembali terkoreksi pada perdagangan kemarin. Hal itu merespons keputusan The Fed yang kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 1 persen serta mengeluarkan paket stimulus moneter quantitative easing sebesar US$ 700 miliar dalam rangka memitigasi dampak Covid 19 terhadap perekonomian global termasuk perekonomian AS.
Pelonggaran kebijakan moneter AS yang agresif tersebut, kata dia, memberikan sentimen negatif terhadap pasar keuangan negara berkembang. Akibatny, risk off sentiment kembali mendominasi pasar saham regional dan mata uang Asia karena investor cenderung masuk kembali ke safe haven asset. Setelah keputusan bank sentral AS tersebut, beberapa bank sentral di kawasan Asia&Pasifik juga turut merespon.
Bursa saham AS juga kembali terkoreksi dimana DJIA melemah signifikan sebesar -12,93 persen pada perdagangan Senin kemarin diikuti oleh pelemahan indeks S&P 500 (-11,98 persen) dan Nasdaq (-12,32 persen) setelah mengalami peningkatan pada hari sebelumnya.
Pelemahan indeks juga terjadi akibat peningkatan kekhawatiran akan resesi seiring ketidakpastian yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 dan dinilai sebagai another Black Monday setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 100 bps.