TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham emiten perbankan masih berguguran dan bertahan di zona merah pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2020. Anjloknya saham emiten perbankan ini sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 4,22 persen ke level 5.302,77.
Penurunan paling dalam terjadi pada emiten perbankan, yaitu Bank Mandiri (BMRI) yang turun 7,48 persen menuju level ke 6.800. Adapun bank lainnya yang merosot cukup besar, di antaranya Maybank (BNII) turun 7,14 persen menuju level 169, Bank Permata (BNLI) turun 5,11 persen ke level 1.115, Bank BNI (BBNI) turun 4,24 persen menuju level 6.775, dan Bank BCA (BBCA) turun 3,58 persen menuju level 30.350.
Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali berpendapat, rontoknya harga saham Bank Mandiri dikarenakan investor taking profit setelah mendapat dividen yang dibagikan pada hari ini. Penurunan harga saham BMRI, kata Frederik, karena masa ex-date setelah cum date atau pencatatan pemegang saham yang masuk hitungan pembagian dividen pada 27 Februari 2020.
"Di samping itu, penurunan harga saham terjadi karena ditambah tekanan jual juga," katanya kepada Bisnis, Jumat.
Sementara untuk bank lainnya, Frederik menilai masih dipengaruhi sentimen global karena perlambatan ekonomi global maupun domestik. Hal ini dinilainya sangat berpengaruh ke penurunan harga saham emiten bank.
Namun, dalam jangka panjang, saham perbankan terutama yang berkapitalisasi besar menurutnya masih bisa menjadi pilihan karena pertumbuhan dari industri tentunya seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Saat mengalami penurunan saat ini, justru saham kapitalisasi besar dan yang rajin membagikan dividen cocok untuk menjadi sasaran investasi," katanya.
BISNIS