TEMPO.CO, Jakarta - Melanjutkan pelemahannya, rupiah kembali terkoreksi 63 poin atau 0,45 persen menjadi Rp 14.088 per dolar AS, pada awal perdagangan Jumat 28 Februari 2020. Dengan demikian, nilai tukar rupiah telah terkoreksi dalam 9 sesi beruntun.
Analisis Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, koreksi rupiah ini disebabkan kekhawatiran pasar terhadap dampak virus corona. Pasalnya, ekonomi global terpengaruh virus yang terus menyebar ke berbagai negara ini. “Maka hampir pasti Indonesia mengalami perlambatan ekonomi,” paparnya.
Ibrahim memprediksi dalam perdagangan hari ini, rupiah masih akan melemah di rentang Rp14.960 – Rp14.060 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 kemungkinan berada di bawah 5 persen. Adapun, untuk keseluruhan 2020, BI mengubah proyeksi PDB dari dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen.
Untuk menanggulangi sentimen negatif global, pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter, fiskal maupun langkah lainnya, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri.
Selain itu Bank Indonesia (BI) hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan. Intervensi yang dilakukan oleh BI tidak bisa membawa mata uang garuda menguat. Namun, apa yang di lakukan oleh bank sentral tersebut sudah memberikan upaya maksimal untuk menahan laju pelemahan mata uang rupiah.
BISNIS