TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi turun 0,3 persen. Perlambatan ekonomi itu seiring dengan perekonomian Cina, yang juga diperkirakan menurun satu persen akibat penyebaran virus corona.
“Cina turun satu persen, jadi kalau Cina turun biasanya Indonesia kena 0,3 persen,” kata Suahasil di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 25 Februari 2020.
Suahasil mengatakan, risiko penurunan pertumbuan ekonomi itu terjadi karena Cina merupakan mitra dagang utama Indonesia. Akibatnya, perlambatan ekonomi Cina akan sangat berpengaruh pada perekonomian Tanah Air.
“Kita mengekspor barang, kalau di sana gerakan ekonominya turun maka ekspor Indonesia turun. Kita juga impor banyak dari sana, kalau di sana kegiatan ekonominya berhenti, maka barang impornya enggak dikirim ke sini,” ia menjelaskan.
Dia mengatakan, pemerintah terus berupaya agar perekonomian Indonesia tidak turun dengan memberikan berbagai stimulus fiskal dan moneter. Pemerintah juga terus melakukan perbaikan pada sektor riil.
“Kita sudah dengarkan minggu lalu Bank Indonesia juga melakukan stimulus moneter conservative network dari sisi fiskal lalu untuk sisi moneter dan structural reform supaya Indonesia tetap di jalurnya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Suahasil juga memastikan seluruh kegiatan perekonomian di Indonesia akan diupayakan terus berjalan, sehingga mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi ke depannya. “Supaya penerimaan tidak turun terlalu dalam, maka kegiatan ekonomi dipastikan jalan terus,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan belum akan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 yang dipatok sebesar 5,3 persen. Target tetap meski kondisi global sedang menghadapi ancaman perlambatan karena adanya penyebaran virus corona."Kita akan lihat dampaknya ke ekonomi kita, karena itu pasti berpengaruh ke PDB Cina,” katanya pada Rabu 19 Februari 2020 lalu.
BISNIS