TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerald Plate meminta perusahaan rintisan lain yang tengah berkembang di dalam negeri segera menyusul kesuksesan e-commerce JD.ID. JD.ID sebelumnya ditabalkan menjadi unicorn keenam di Indonesia setelah Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO.
“Kami tentu dalam peran sebagai akselerator bisnis hilir ICT (information and communication technologies) akan terus mendorong agar start up indonesia yang saat ini sudah naik kelas menjadi sentour dapat segera beranjak menjadi unicorn baru,” ujar Johnny kepada Tempo, Sabtu, 22 Februari 2020.
Johnny optimistis industri digital di Indonesia akan terus bertumbuh pesat pada masa mendatang seiring dengan perkembangan teknologi. Musababnya, Indonesia saat ini memiliki pasar yang besar bagi perusahaan rintisan.
Ihwal lahirnya JD.ID sebagai unicorn, Johnny menyampaikan apresiasinya. Menurut Johnny, JD.ID merupakan salah satu perusahaan rintisan Tanah Air dengan pertumbuhan valuasi yang tergolong moncer.
“JD.ID merupakan unicorn global yang berkembang di Indonesia,” ucapnya.
JD.ID mencapai valuasi di atas US$ 1 miliar setelah melakukan join ventures dengan beberapa perusahaan digital berpendanaan jumbo. Pada Februari 2019, JD.ID tergabung dalam pendanaan fase pertama putaran pendanaan seri F Gojek. Pendanaan ini dipimpin Google, JD.com, dan Tencent.
JD.ID juga memperoleh pendanaan dari investor lainnya. Misalnya Mitsubishi Corporation dan Provident Capital. JD.ID mulai beroperasi di Indonesia pada 2015. Perusahaan ini menjadi penantang bagi e-commerce lainnya, seperti Shoppee, Blibli, dan Lazada.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA