Adanya sinergi antara BUMN dan lembaga pendidikan pun, kata Erick, bisa memastikan bahwa link and match antara dunia pendidikan dan industri bukan hanya teori semata. Walau demikian, ia tak ingin program yang ada nantinya hanya mendidik mahasiswa menjadi profesional, tetapi juga tetap ada yang menjadi pengusaha.
"Saya juga ingin ada mahasiswa yang menjadi entrepreneur seperti saya," tutur Erick. Ia mengatakan adanya pengusaha-pengusaha anyar dibutuhkan lantaran jumlah penyerapan tenaga kerja dari perusahaan yang ada, khususnya BUMN, tak banyak berubah setiap waktunya. Sementara, dengan adanya pengusaha-pengusaha anyar, maka lapangan kerja baru pun akan terus terbuka.
Sebagai komitmennya menyinergikan BUMN dengan pendidikan, Erick Thohir berjanji mengalokasikan 30 pesen dana CSR perusahaan pelat merah di sektor pendidikan. Sebabnya, saat ini, menurut dia, kekurangan bangsa ini adalah terkait pendidikan di masa mendatang.
"Adik-adik mahasiswa yang datang harus bersyukur karena sekarang mayoritas pendidikannya masih SMP. Memang ada program LPDP dan pihak swasta, tapi kami BUMN ingin tingkatan partisipasi," ujar Erick.