TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru Morgan Stanley yang berjudul bertajuk "Coronavirus Impact: Recovery Delayed, Not Derailed" yang dirilis Rabu, 12 Februari 2020 menyebut ada tiga skenario terburuk yang terjadi akibat wabah virus corona di Cina. Ketiga skenario itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terpangkas oleh wabah yang tak kunjung reda ini.
Bank terkemuka AS ini menyimpulkan, virus corona telah memicu gangguan pada rantai pasokan global dan jadi ancaman utama terhadap ekonomi Asia. Selain itu, pembatasan perjalanan akibat wabah virus corona telah mengganggu arus perdagangan dan pariwisata selama periode ini. Tidak hanya itu, segmen manufaktur dan perdagangan juga terkena dampaknya.
Pada skenario pertama, PDB global akan terkontraksi sebesar 15-30 basis poin bila aktivitas produksi di Cina kembali pulih setelah 10 Februari 2020.
Skenario kedua, bila normalisasi secara gradual, PBD global akan terpangkas sebesar 35-50 basis poin. Dalam skenario ini dijelaskan, pekerja migran bisa menghadapi kesulitan untuk kembali bekerja dan logistik transportasi akan memakan waktu lebih lama untuk kembali normal. "Ini akan memangkas pertumbuhan ekonomi global pada kuartal I 2020 sebesar 35-50ps," tulis riset Morgan Stanley.
Adapun skenario ketiga, dengan asumsi wabah virus corona berkepanjangan dan akan memuncak pada April 2020, maka pertumbuhan PDB global di kuartal 1-2020 akan terkontraksi 50-75 basis poin. Sedangkan, pada semester pertama 2020 diperkirakan akan terpangkas 35-50 basis poin.
"Wabah virus corona akan memuncak pada bulan April, kegiatan produksi di Cina dan rantai pasokan global akan tetap terpengaruh lebih lama," jelas Morgan Stanley.
Mengacu pada skenario kedua, Kepala Ekonom Global Morgan Stanley Chetan Ahya melihat pekerja migran di Cina akan terkendala untuk kembali bekerja dan pemulihan distribusi logistik akan memerlukan waktu lebih lama. Menurutnya, virus corona dapat menekan pertumbuhan ekonomi global melalui dua sisi, permintaan domestik Cina dan pasokan global.
Morgan Stanley menilai permintaan domestik di Cina akan terpengaruh oleh penyebaran virus corona yang kian meluas. Ketika konsumsi Cina terdampak, maka tren perdagangan dunia akan tertekan. Pasalnya, permintaan impor China otomatis akan ikut melambat.
Pembelian mobil dan barang elektronik akan terpengaruh dari kondisi tersebut, sementara hiburan dan restauran mungkin tidak akan terdampak signifikan.
Dari sisi pasokan global, aktivitas bisnis akan terganggu dan berdampak pada produksi manufaktur di Cina. Ahya mengungkapkan kondisi ini akan mempengaruhi kegiatan produksi global sehingga memberikan dampak lanjutan pada rantai pasokan global. Saat ini, dia yakin pasokan persediaan barang masih dapat dikelola dengan baik. "Semakin lama gangguan ini berlangsung, semakin berat gangguan rantai pasokan," tegas Ahya dalam laporan tersebut, Rabu.
BISNIS