TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo pada Senin, 22 April 2024. Bandara ini menjadi bandara yang ke-25 dari total 27 bandara yang dibangun sesuai arahan presiden untuk pemerataan bandara di Indonesia.
Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato ini menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo. Menurut dia, adanya bandara ini bisa membangun ekonomi daerah Gorontalo.
"Bandara ini sangat produktif untuk membangun ekonomi daerah mengingat jangka jangkau dari Gorontalo lebih dari 4 jam jalur darat," kata Budi Karya dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 April 2024.
Terlebih lagi bandara ini dikelilingi obyek wisata penyelaman yang indah dan belum banyak dijamah manusia, seperti lapisan karang putih di Pulau Lahe dan Pulau Karang.
Selain itu, bandara yang dibangun dengan APBN mencapai Rp 437 miliar tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk mitigasi wilayah rawan bencana. Ia berharap keberadaan Bandara Panua Pohuwato bisa memberikan ketersediaan sarana transportasi yang semakin luas.
"Juga mendorong multiplier effect dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi, memperluas perdagangan dan pariwisata, serta sebagai dukungan pada wilayah rawan bencana," ujarnya.
Adapun Bandara Panua Pohuwato ini memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 meter kali 30 meter, taxiway sepanjang 15 meter kali 170 meter, apron sepanjang 110 meter kali 70 meter, dan gedung terminal sebesar 990 meter persegi. Dengan luas bangunan itu, bandara ini bisa dilintasi oleh pesawat ATR 72-600.
Terminal Bandara Panua Pohuwato ini dikonsep menyerupai bentuk empat rumah adat di Provinsi Gorontalo, yakni Dulohupa, Bantayo Poboide, Gobel, dan Ma'lihe atau Potiwaluya. Sementara bentuk atap terminal diadopsi dari atap rumah adat Provinsi Gorontalo yang bertingkat.
Tujuannya untuk memberikan kesan megah dan mewah. Pembagian sekat antar area terminal juga dibuat fungsional serta estetik. Bandara ini juga didesain dengan konsep modern tanpa mengurangi tampilan kearifan lokal. Perpaduan desain lokal dan modern itu memberi makna seperti rumah adat yang hangat dan nyaman sebagai tempat berkumpul.
Dari segi pewarnaan, terminal Bandara Panua Pohuwato ini didominasi oleh warna putih karang dan cokelat. Kombinasi warna itu terinsipirasi dari kekayaan alam setempat.
Pilihan Editor: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah