TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani tak bisa menahan haru saat membacakan pidato dalam acara peringatan Hari Ibu di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Tangisnya pecah saat mengajak kepada para tamu yang hadir untuk mengingat peran ibu selama ini.
"Hari Ibu ini saya ingin kita semua mengingat peran ibu yang selama ini menguatkan, mengayomi dan mengiringi kita dengan doa setiap hari, memberi penerangan. Ibu, terimakasihku tak akan pernah terhemti. Ibuku, cinta kasih ku. Selamat Hari Ibu," kata Sri Mulyani sambil meneteskan air mata di Djakarta Theater, Ahad, 22 Desember 2019.
Hal itu dia sampaikan dalam acara peringatan hari ibu di lingkungan BUMN bertajuk Kerja Profesional Tanpa Pelecehan. Acara itu juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
Saat menyampaikan pidato itu, Sri Mulyani hadir di antara kursi para pegawai BUMN. Dengan lampu sorot yang hanya tertuju padanya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, mengatakan diam tidak lagi emas, jika berada dalam situasi yang mengancam. Keberanian, kata dia, justu akan membalikkan situasi yang menyudutkan.
"Kita harus bicara, agar hal ini tidak dianggap biasa dan berlalu sepeti tidak terjaidi apa-apa. Katakan pada diri sendiri bahwa saya berani," ujar Sri Mulyani.
Dia menyatakan berdiri di situ, bukan hanya sebagai menteri, tapi juga sebagai ibu, rekan, kakak, dan seorang teman yang dengan sepenuh hati mendorong seluruh perempuan untuk berani dan berdaya. "Kalian tidak pernah sendirian, kumpulkan keberanian untuk melawan, dan sekali lagi katakan pada diri sendiri, saya berani!," kata Sri Mulyani.
Usai membacakan naskah itu, Sri Mulyani disambut Ida Fauziyah dan Erick Thohir di atas panggung. Erick menyalami Sri Mulyani dan Ida sambil menyanyikan lagu berjudul Bunda.