Jaringan tol Trans Jawa yang menjadi magnet investasi juga diakui Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto. Menurutnya, investor asing lebih tertarik berinvestasi di ruas tol Trans Jawa ketimbang ruas lainnya.
"Kalau investor memang inginnya [ruas tol] yang 'basah'. Kalau kami kan inginnya di-bundling. Misalnya, ruas tol Kayu-Agung-Palembang-Betung kan kurang baik [menarik dalam investasi], kami bundling dengan Trans Jawa, tapi mereka enggak mau. Jadi, terpaksa kami pisah," katanya.
Sebelumnya, Canada Pensiun Plan Investment Board (CPPIB) dan PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS) mengumumkan telah mengakuisisi 55 persen saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dari PLUS Expressway International Bhd, lini usaha internasional UEM Group Bhd, sebuah perusahaan asal Malaysia. Aksi akuisisi ini menandai berakhirnya kiprah investor Malaysia sebagai pemegang saham mayoritas di badan usaha jalan tol Cipali.
Investasi Kanada di jalan tol Cipali sekaligus menandai debut pengelola dana pensiun Kanada itu di sektor infrastruktur Indonesia. Akuisisi bersama saham LMS milik UEM membuat porsi saham BUS naik menjadi 55 persen, sedangkan CPPIB mengempit 45 persen saham. Adapun BUS merupakan anak usaha PT Astra Tol Nusantara yang memiliki 45 persen saham LMS.