TEMPO.CO, Jakarta -Mantan menteri keuangan Chatib Basri memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar bakal berada dalam kondisi stabil hingga tahun 2020. Mulai akhir tahun ini hingga tahun depan, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.
"Ini masih dalam range asumsi pemerintah," kata Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, dalam dialog bersama pakar, Selasa, 10 Desember 2019.
Baca Juga:
Prediksi ini dibuat berdasarkan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. Menurut Chatib, pada 2019 hingga 2021, The Fed belum akan menggerakkan tingkat suku bunganya.
Sepanjang tahun ini, The Fed memang menurunkan suku bunga acuan hingga tiga kali sebesar 25 basis poin. Secara umum, suku bunga acuan melorot 1,5 hingga 1,75 persen. Kebijakan tersebut mengacu pada pelemahan ekonomi karena adanya perang dagang Amerika Serikat dan Cina.
Penurunan suku bunga acuan yang dilakukan The Fed berpengaruh terhadap bank sentral di seluruh dunia. Bank Indonesia juga tercatat sudah menurunkan suku bunga acuan 7-Days Reverse Repo Rate (7DRRR) hingga empat kali dengan basis poin yang sama sepanjang Juli hingga Oktober.
“Fed policy pengaruhnya banyak di emerging market. Kalau The Fed turun suku bunganya, modal mengalir ke negara berkembang, rupiah stabil pasar keuangan stabil,Bank Indonesia bisa turunkan bunga,” ujar Chatib.
Wakil Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini juga meramalkan, selagi The Fed belum menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia masih mungkin menurunkan suku bunganya kembali. Kemungkinan pertama terjadi bila inflasi dalam negeri terjaga. Kedua, Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga seandainya The Fed melakukan kebijakan yang sama.
Meski Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga, Chatib tak menjamin kondisi ekonomi bakal moncer. “Karena data undisbursed loan atau kredit orang yang sudah pinjam dari bank tapi tidak dicairkan per September 2019 naik 5 persen,” tuturnya.