TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pihak menyebut Sri Mulyani Indrawati lebih cocok menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dibandingkan dengan posisi yang saat ini didudukinya yakni Menteri Keuangan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah, misalnya. Ia menilai kebijakan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan masih kurang ekspansif dalam menerapkan kebijakan fiskal di tengah keadaan ekonomi yang sedang diancam resesi.
Piter menjelaskan, ekspansi fiskal dicirikan oleh dua hal yakni pelonggaran pajak dan peningkatan belanja pemerintah. Namun Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan tidak melakukan hal tersebut.
Defisit anggaran pada 2018 mencapai 1,82 persen dari PDB, sedangkan outlook defisit anggaran pada 2019 mencapai 1,93 persen dari PDB. Untuk APBN 2020, pemerintah mematok defisit di angka 1,76 persen dari PDB padahal undang-undang memberikan ruang untuk memperlebar defisit anggaran hingga 3 persen dari PDB.
"Ini namanya cari aman, kita butuh pertumbuhan ekonomi. Kalau enggak, bisa resesi. Mana terobosan untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi kita ini?" ujar Piter, Kamis, 17 Oktober 2019.
Meski ada sejumlah kekurangan, Piter menilai Sri Mulyani merupakan sosok yang kokoh sehingga cocok untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Wanita kelahiran Tanjungkarang (sekarang Bandar Lampung), Provinsi Lampung, 57 tahun lalu itu merupakan sosok yang kuat dan memiliki banyak kelebihan sehingga sangat cocok menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.