INFO BISNIS — Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi usaha masyarakat tani, termasuk pedagang pupuk dan ekosistem pendukung pertanian lainnya, BNI melaksanakan Program Mencetak 1.000 Agripreneur, yang diawali dari Tuban, Jawa Timur, pada Selasa, 15 Oktober 2019.
Program ini bertujuan mempersiapkan terciptanya agripreneur yang handal di pedesaan sebagai wujud nyata BNI dalam mendukung program nasional menyinergikan teknologi (pertanian) 4.0 dan dukungan perbankan dalam merealisasikan Program Nawacita.
Dalam pelaksanaan program ini, BNI menyediakan akses pembiayaan melalui pola kemitraan serta pendampingan dengan melakukan sinergi bersama HARA (Start up di bidang Agritech). Bentuk kerja sama dilakukan melalui upaya meningkatkan bisnis dan perekonomian dengan digitalisasi kios serta pengembangan sumber daya yang terstruktur.
Pelaksanaan program yang pertama ini dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian, Raden Edi Prio Pambudi; Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Denny Setiawan; SEVP Jaringan BNI Ronny Venir; Bupati Tuban, Fathul Huda; serta Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI, Bambang Setyatmojo.
Acara ini juga diramaikan oleh kehadiran sekitar 300 Petani (Gabungan Kelompok Petani/ Gapoktan), dan Petugas Penyuluh Lapangan.
Cetak 1.000 Wirausaha Pertanian: SEVP Jaringan BNI Ronny Venir menyampaikan penyaluran KUR dari BNI kepada para Retailer Pupuk dan Saprotan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (15 Oktober 2019). Pada kesempatan ini, BNI melaksanakan Program Mencetak 1.000 Agripreneur, yang diawali dari Tuban, Jawa Timur, Selasa (15 Oktober 2019). Program ini bertujuan untuk mempersiapkan terciptanya agripreneur yang handal di Pedesaan. Hal ini merupakan wujud nyata BNI dalam mendukung program nasional dengan menyinergikan teknologi (pertanian) 4.0 dan dukungan perbankan dalam merealisasikan Program Nawacita.
Raden Edi Prio Pambudi menyampaikan pentingnya peran BUMN terutama perbankan dalam menginisiasi dan mengakselerasi pertumbuhan inklusi keuangan serta kapabilitas perekonomian di Pedesaan, terutama di sektor pertanian sebagai sektor dominan.
Sementara itu, Ronny Venir menuturkan, Program Mencetak 1.000 Agripreneur ini diharapkan dapat menciptakan vokasi-vokasi di bidang pertanian untuk mendukung implementasi pertanian 4.0 serta membangun blockchain financing.
Hal ini diharapkan terjadi antara petani yang sudah menjadi nasabah BNI dengan Depo Tani, sehingga dapat membentuk ekosistem pertanian sesuai harapan. Kebutuhan budi daya petani seperti membeli pupuk, obat, hingga kebutuhan pribadi dapat disediakan oleh Depo Tani.
Adapun Regi Wahyu mengatakan, program ini sangat terbuka bagi para pengusaha pertanian yang ingin bisnisnya berkembang. Mereka yang memiliki usaha dan mau berkembang serta aktif menjadi Agen 46 BNI dapat langsung bergabung menjadi Depo Tani.
Setelah masuk Depo Tani, pihak HARA akan melakukan pembinaan. “Setiap UMKM yang bergabung dalam program ini akan diberi pelatihan secara berkala dan pendampingan yang sifatnya jangka panjang,” ujarnya.
Fathul Huda mengapresiasi atas terpilihnya Tuban sebagai lokasi pelaksanaan awal Program Mencetak 1.000 Agripreneur. Ia juga bangga atas semangat dan dukungan BNI untuk Masyarakat Tani dan desa di Tuban.
“Kami mendukung dan berharap agar program ini dapat diperluas, sehingga dapat berdampak bagi 20 desa dan 200.000 petani di Kabupaten Tuban,” katanya berharap.
Pemilihan Tuban sebagai lokasi pelaksanaan program sejalan dengan penunjukan BNI sebagai Penyalur program Kartu Tani di Provinsi Jawa Timur. Tuban juga terpilih karena memiliki potensi ekonomi desa yang besar di sektor pertanian.
Selanjutnya program ini akan dilanjutkan ke beberapa kabupaten lain di Jawa Timur sebagai komitmen BNI dalam mendukung peningkatan ekonomi pedesaan dan kesejahteraan masyarakat Tani.
Selain pelatihan capacity building untuk pengelolaan bisnis retail pertanian menggunakan teknologi, para petani juga mendapatkan pelatihan terkait dengan pembukuan sederhana oleh IAI (Ikatan Akutan Indonesia).
Bambang Setyatmojo menyampaikan, acara ini adalah langkah awal untuk mencetak 1.000 Agripreneur sukses yang dapat menjadi penggerak sektor pertanian Indonesia. Keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia pertanian yang nantinya akan menciptakan agripreneurship yang kuat.
Tiga pilar utama pelatihan yang akan diberikan kepada Depo Tani adalah Entrepreneural untuk mengembangkan manajemen bisnis. Kedua, technical skills untuk membangun peluang bisnis berbasis pertanian. Ketiga, Character untuk membentuk seorang pribadi pebisnis yang dapat berkomunikasi dengan baik dan mengayomi konsumennya. (*)