TEMPO.CO, Jakarta - Melimpahnya stok bawang merah mengakibatkan harga komoditas ini terus anjlok. Perum Bulog pun diminta turun tangan dan memberikan solusi dengan menyerap stok bawang merah yang melimpah.
“Sudah dua bulan harga enggak naik-naik,” ujar Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari seperti dikutip Bisnis, Jumat 27 September 2019.
Juwari menuturkan, harga bawang merah di petani saat ini hanya Rp11.500 per kilogram. Padahal, harga acuan pembelian di petani seharusnya di atas Rp13.800 per kilogram. Sementara itu, harga normal agar petani mendapat untung setidaknya Rp18.500 per kg.
Harga bawang merah yang rendah ini diprediksi akan berlangsung hingga November 2019 atau saat memasuki musim penghujan. Juwari menjelaskan penurunan harga akibat melimpahnya hasil produksi bawang merah merupakan pola tahunan.
Periode Juni—Agustus oleh petani bawang dianggap sebagai periode terbaik untuk penanaman karena faktor musim yang menjanjikan produktivitas lebih tinggi. Namun, kali ini, penurunan harga kali ini ini lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya karena jumlah produksi secara nasional meningkat.
Juwari mengatakan, produksi bawang bahkan ikut meningkat tinggi di sejumlah daerah di luar Brebes.
Sementara itu, Kementerian Pertanian tengah mendata dan menyiapkan pengaturan pola tanam bawang merah di berbagai daerah untuk menstabilkan harga dan pasokan komoditas hortikultura itu. “Kita siapkan data dan informasinya terkait pola tanamnya ini. Kita buat petanya untuk kabupaten seluruh Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto kepada Bisnis.
BISNIS