TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan masih menunggu masuknya stok bawang putih impor guna menekan harga bawang putih di pasaran. Harga komoditas itu sempat melambung tinggi bahkan menembus Rp 80 ribu per kilogram di beberapa daerah.
BACA: Pesan Mentan ke Anies Baswedan Soal DKI Ingin Impor Bawang Putih
"Ini harga tinggi karena masih nunggu pasokan," ujar Suwandi di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019. Ia mengatakan sejak tanggal 2-7 Mei 2019 sedikitnya 13 ribu ton pasokan bawang putih impor sudah masuk pelabuhan. "Sampai tanggal 12 Mei 2019 kami hitung 23 ribu ton."
Dengan berbekal stok yang ada itu, Suwandi berujar pemerintah sudah melakukan operasi pasar di sekitar 40 titik. Ia mengimbau importir agar menyalurkan stok-stoknya di gudang ke pasar. Ia juga meminta bawang putih yang sudah masuk ke pelabuhan agar segera digelontorkan ke pasar. "Jangan disimpan."
BACA: Harga Bawang Putih Melonjak, Produksi Minim atau Telat Impor?
Baca Juga:
Suwandi mengatakan Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura untuk 19 perusahaan atau setara 245 ribu ton. Adapun pemerintah melalui Rapat Koordinasi Terbatas juga sudah menugaskan Perum Badan Urusan Logistik untuk mengimpor 100 ribu ton bawang putih.
"Tapi sampai sekarang kami tunggu perkembangannya karena Bulog belum mengapply ke sini RIPH-nya. Jadi tunggu surat penugasan. Di sini enggak ada hambatan, cepat," kata Suwandi.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengingatkan bahwa para importir bawang putih mesti sesuai persyaratan dan tidak moleh mempermainkan harga. Pasalnya, ia sudah menyiapkan sanksi untuk importir yang kedapatan mempermainkan harga. "Tidak ada embel-embel, jangan ada main-main. Karena kalau main-main, aku blacklist."
Amran mengarakan harga bawang putih kini sudah ditekan hingga menjadi Rp 34 ribu per kilogram di Pasar Induk Kramat Jati dengan adanya operasi pasar. "Alhamdulillah harga bawang putih juga sudah turun sejak beberapa hari lalu. Kemudian kami sudah menyiapkan stok sebanyak 115 ribu ton dari kebutuhan selama bulan suci yang hanya 50 ribu ton," katanya. Amran optimistis langkah itu efektif untuk memaksa harga turun. "Pasti turun."