TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro mengundang investor asal Rusia untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur sektor energi di Indonesia. Saat ini, Rusia merupakan investor terbesar kesepuluh bagi negara-negara ASEAN dengan total investasi untuk Indonesia mencapai US$ 2,18 juta, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Rencana pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia memberikan peluang bagi para investor keuangan dan strategis untuk masuk dan meningkatkan dukungan investasi," kata Bambang dalam acara Russia-ASEAN Business Dialogue yang diselenggarakan sebagai rangkaian Eastern Economic Forum di Vladivostok, Rusia, melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat 6 September 2019.
Bambang mengatakan, bidang energi sektor investasi yang menjanjikan untuk penguatan kerja sama ekonomi. Apalagi Rencana Kerja Sama Energi ASEAN-Rusia 2016-2020 sudah disahkan.
Selain itu, tambah dia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dapat belajar mengenai praktik pemanfaatan energi baru dan terbarukan dari Rusia.
Bambang mengharapkan Rusia dan Indonesia memperkuat kerja sama ekonomi serta memperluas di bidang-bidang yang saling menguntungkan sekaligus menghasilkan inisiatif yang dapat berdampak positif bagi kawasan secara keseluruhan.
Baca Juga:
Berbagai skema pembiayaan sudah diupayakan untuk mengundang minat swasta untuk masuk dalam proyek infrastruktur di Indonesia seperti gabungan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
Bambang menerangkan, peran KPBU penting untuk perencanaan, persiapan hingga penandatanganan perjanjian utama, sedangkan PINA berperan dalam proses pembiayaan untuk mencapai financial closing, terutama pada proyek dengan Internal Rate Return (IRR) di atas 13 persen.
"Gabungan skema KPBU dan PINA ini sangat penting untuk memajukan sejumlah besar proyek pada pipeline setiap skema menuju financial close dan pada akhirnya konstruksi dan tahap operasional," ujarnya.
Hingga saat ini, investor dengan skema KPBU di Indonesia tercatat memiliki 86 proyek dengan nilai estimasi lebih dari US$ 40 miliar dalam pipeline. Adapun untuk skema PINA memiliki 30 proyek dengan nilai estimasi lebih dari US$ 50 miliar dalam pipeline.
ANTARA