TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA memperkirakan Bank Indonesia tidak kembali menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate pada Agustus 2019. Penurunan bunga itu diyakini bakal terjadi meskipun arah kebijakan moneter bank sentral kini berorientasi akomodatif kepada pertumbuhan ekonomi.
"Saya melihat stay (tetap) ya. Karena kita lihat stabilitas, misalnya dari nilai tukar rupiah cukup stabil ya," ujar Direktur BCA Vera Eve Lim di sela seminar yang diselenggarakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Nusa Dua, Bali, Rabu, 21 Agustus 2019.
Bank sentral sedang menggelar Rapat Dewan Gubernur pada Rabu dan Kamis besok di Jakarta untuk menentukan kebijakan suku bunga acuan. Pada Juli 2019, BI memangkas suku bunga acuannya menjadi 5,75 persen dan melontarkan sinyalemen untuk berlanjutnya pelonggaran suku bunga acuan di sisa tahun.
Vera melihat penurunan suku bunga acuan BI pada Juli 2019 sudah menimbulkan transmisi ke pasar keuangan. Bank swasta terbesar di Tanah Air itu berencana menurunkan suku bunga kredit untuk Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, setelah sebelumnya menurunkan suku bunga simpanan sebesar 50 basis poin.
"Kita lihat tren ya, bank juga ikutin tren. Karena kalau suku bunga BI turun, bank juga ikuti penurunannya," ujar Vera. Selain bunga KPR dan KKB, yang merupakan sektor konsumsi, Vera mengatakan BCA juga akan menyesuaikan suku bunga korporasi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad sebelumnya menyarankan agar BI menurunkan kembali suku bunga acuannya di tahun ini. Penurunan suku bunga acuan sejalan dengan arah kebijakan BI yang kini cenderung melonggar serta bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang juga sudah memangkas suku bunga acuannya beberapa waktu lalu.
“Menurut saya tidak ada alasan lagi BI pertahankan suku bunga di 5,75 persen. Saya kira harus turunkan lagi,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2019. Dengan kebijakan BI yang cenderung melonggarkan diharapkan dapat meningkatkan laju investasi dan sektor ekspor. Namun begitu, BI tetap harus menjaga pertumbuhan inflasi agar perbankan dapat ikut melonggarkan kebijakan melalui penurunan suku bunga masing-masing.
ANTARA