TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menerapkan bea masuk sebesar 10 persen terhadap barang-barang impor Cina mulai 1 September mendatang juga bakal berdampak kepada perekonomian Indonesia.
"Ya tantangan lebih besar. Daripada saya bilang semakin tertekan, lebih baik saya bilang tantangan lebih besar," ujar Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.
Darmin mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih terpengaruh oleh kondisi perekonomian global. "Kita enggak bisa bilang murni hanya sekadar ekonomi dalam negeri," ujar Darmin.
Adapun arah perekonomian global hingga kini memang belum bisa ditebak. Khususnya, setelah Presiden Trump mengumumkan penerapan bea masuk lagi untuk produk Negeri Tirai Bambu. Pasalnya, sebelumnya dikabarkan AS dan Cina telah melakukan perundingan.
"Global bagaimana kami belum tahu, tapi melihat gejala globalnya katanya berunding berunding tapi tahu-tahu bea masuk naik lagi. Jadi saya belum mau menyimpulkan seperti apa tahun ini," ujar Darmin.
Dalam cuitannya Jumat, 2 Agustus 2019, Trump menulis kebijakan bea masuk tersebut bakal berlaku untuk barang-barang dan produk dari Cina yang masuk ke AS dengan nilai US$300 miliar, atau lebih dari Rp 4.000 triliun.
Melalui media sosial, Trump juga mengkritik Cina karena dianggap tidak menepati janji untuk membeli lebih banyak produk-produk pertanian AS. Tak hanya itu, Trump menyerang Presiden China, Xi Jinping, yang dinilai gagal berbuat banyak untuk meredam penjualan zat sintetik fentanyl.
Di samping itu, dalam pidatonya setelah merilis cuitan tersebut, Trump mengatakan bea masuk 10 persen itu adalah langkah jangka pendek dan bisa dicabut secara bertahap hingga lebih dari 25 persen. "Seseorang semestinya berbuat seperti ini terhadap Cina sejak lama," kata dia.
Bea masuk 10 persen yang diumumkan pemerintah AS itu disebut tidak mencakup bea masuk yang sudah diberlakukan terhadap impor Cina senilai US$250 miliar. Keputusan Donald Trump ini diperkirakan bakal mempertajam perang dagang antara AS dan Cina serta bakal mempengaruhi harga beragam barang, mulai dari ponsel pintar sampai pakaian anak-anak.