TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menduga pertumbuhan ekonomi yang melambat pada triwulan II 2019 disebabkan oleh persoalan ekspor impor. "Ini benar-benar hubungannya dari ekspor impor kayaknya," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.
Darmin memang tak menduga pertumbuhan ekonomi kuartal II hanya mencapai 5,05 persen alias tumbuh melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang 5,27 persen. Angka pertumbuhan itu juga lebih rendah dari triwulan I 2019 yang mencapai 5,07 persen.
"Betul, betul (ada anomali). Saya saja kan masih menganggap sedikit di atas itu, padahal di kuartal II tahun ini ada Pemilu besar dan lebaran. Oke lah tahun lalu ada lebaran juga, tapi kan enggak ada pemilu besar-besaran," ujar Darmin.
Bila melihat faktor-faktor pendorong pertumbuhan triwulan II, Darmin melihat konsumsi masyarakat masih cukup baik. Di samping itu nilai investasi juga tidak tergolong jelek. Sehingga, ia menduga melambatnya pertumbuhan kali ini berkaitan dengan ekspor impor.
"Jangan lupa apa yang beda sekarang dengan tahun lalu. Tahun lalu walaupun ekspor lambat atau turun, impor naik. Itu memang menunjukkan pergerakan ekonomi kalau impor naik," kata Darmin. Adapun pada triwulan II 2019 impor tercatat turun.
Karena itu, Darmin menduga penurunan impor pada periode lalu itu berdampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi. Karena itu, ia mengatakan pemerintah akan mengupayakan memacu pertumbuhan itu dimulai dari menggenjot masuknya investasi.
Sebagai solusi, Darmin mengatakan pemerintah sudah merumuskan beberapa macam kebijakan. Persoalannya adalah apakah rencana mana saja yang bisa dan belum bisa diwujudkan. "Secara domestik yang kita perlu harus jawab impor yang turun itu. Itu saya belum ketemu cluenya untuk menjawab itu."
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 sebesar 5,05 persen secara year on year. Sedangkan pertumbuhan ekonomi triwulan II terhadap triwulan I 2019 terhitung sebesar 4,2 persen. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi adalah 5,06 persen.