menambah pelayanannya di Nigeria. Fajar juga mengatakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia akan menandatangani empat macam kesepakatan. "Itu macam-macam, aku enggak tahu karena masih dibicarakan, segera diberesin."
Sebenarnya, menurut Fajar, ini bukanlah kali pertama BUMN menandatangani pekerjaan di Afrika. Pada tahun lalu, sudah ada perusahaan pelat merah yang memiliki proyek di sana, antara lain Wijaya Karya di Algeria dan Nigeria, PT Timah di Nigeria, hingga produksi pesawat dari PT Dirgantara Indonesia ke Senegal.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memang sempat menuturkan rencana Indonesia membuka pasar-pasar baru di Afrika. "Banyak sekali barang-barang produk Indonesia sekarang yang bisa kita ekspor jadi kita jangan hanya pakai pasar-pasar tradisional saja, istilahnya presiden, tapi juga kita mau buka market baru, dan Afrika dengan penduduk lebih 1,3 miliar ini satu market yang sangat besar, potensi yang sangat besar," ujar Luhut.
Harapannya, melalui forum itu akan ada banyak kerja sama baru yang diteken antara Indonesia dengan sejumlah negara di Afrika. Sebelumnya, Indonesia sudah bekerjasama, salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara, di sejumlah negara Afrika.
Walau demikian, Luhut memastikan kerja sama antara BUMN Indonesia dan negara-negara Afrika tersebut akan tetap menganut azas sama-sama untung, bukan dengan semangat eksploitasi yang berlebihan. "Tapi kita justru tadi menawarkan untuk berinvestasi di sana atau enggak barang kita ke sana, atau juga sebaliknya dari Afrika ke kita."
CAESAR AKBAR